INTELEGENSI
A.
PENDAHULUAN
Telah tertulis di materi
sebelumnya bahwa Berpikir adalah suatu proses hasil dari aktifitas koqnitif
dimana aktifitas tersebut biasanya di gunakan untuk mengevaluasi,
mendiskripsikan, mereview dan menginterpretasikan informasi guna mencari
penyelesaian atau memahami sebuah masalah. Cepat lambatnya proses tersebut
sangat di pengaruhi dengan intelegensi manusia.
Intelegensi merupakan
sebuah kemampun yang dimiliki manusia dimana antara manusia yang satu
dengan manusia yang lain berbeda baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. Intelegensi itu sendiri dapat dinilai dari
segi kualitasnya maupun dari segi kuantitasnya.
Intelegensi sering
diartikan sebagai kemampuan untuk pemecahan masalah, kemampuan untuk belajar
dan yang paling sering adalah kemampuan untuk berpikir abstrak. Intelegensi
sering dikaitkan dengan kemampuan berfikir karena semakin tinggi tingkat
integensinya maka semakin cepat pula proses dalam berpikir.
Seorang siswa sekolah
akan lebih mempunyai kemungkinan untuk memahami mata pelajaran lebih cepat jika
mereka mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi. Seblaiknya sisiwa yang
mempunyai tinggakat intelegensi yang lebih rendah dia akan kesulitan dalam
memahami mata pelajaran walaupun dalam tingkatan yang mudah sekalipun. Karena
itu intelegensi sisiwa sangat mempengaruhi prestasi siswa dikelas.
Guru akan lebih bekerja
keras dalam memeberika materi kepada siswanya yang mempunyai intelegensi yang
rendah. Karena siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah akan lebih
lambat dalam mengevaluasi, mengorganisasikan dan memahami stimulus atau
informasi yang di terimanya. Berbeda dengan sisiwa yang mempunyai tingkat
intelegensi lebih tinggi. Mereka akan lebih cepat dalam mengolah stimulus atau
informasi yang telah diberikan oleh guru tersebut dan biasanya siswa yang
mempunyai intelgensi tinggi biasanya di tandai dengan kuatnya daya ingat
mereka. Mereka dapat mereview sebagian banyak materi yang telah disampaikan
guru mereka di waktu lalu.
Seseorang yang mempunyai
tingkat intelegensi yang tinggi biasanya di pengaruhi oleh beberapa faktor
salah satunya adalah dengan contoh bahwa sseoeang yang mempunyai tingkat
intelegensi yang tinggi biasanya salah satu dari keluarganya ada salah satu
yang mempunyai tingkat intelegensi. Itu artinya bahwa intelegensi dapat di
pengaruhi oleh faktor keturanan, tidak hanya itu tetapi asupan makanan yang di
berikan orang tua dari ia masih dalam kandungan juga merupakan salah satu
faktor yang mempunyai pengaruh dalam tinggi rendahnya intelegensi seseorang.
B.
PENGERTIAN
Pengertian intelegensi
ialah kemampuan yang di bawa seseorang sejak lahir ynag menentukan cepat
lambatnya seseorang dalam mengolah stimulus atau informasi yang di terimanya.
William Stern mengemukakan bahwa : intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan
baru, dengan menggunakan alat berfikir yang
sesuai dengan tujuannya. Inteljensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan
ketuan. Maksutnya adalah bahwa intelegensi merupakan kemamampuan yang di bawa
sejak lahir atau kemampuan bawaan dan intelegensi juga bersifat dinamis jadi
intelegensi seseorang itu akan selalu berubah seiring dengan bertambahnya usia.
Pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh terhadap intelegensi
seseorang. Professor Waterink menyatakan bahwa menurut penyelidikannya belum
dapat dibuktikan bahwa intelejensi dapat diperbaiki atau dilatih.belajar
berfikir hanya diartikannya, bahwa banyaknya pengetahuan bertambah tapi tidak
berarti bahwa kekuatan berfikir bertambah baik.
C.
JENIS-JENIS
INTELEGENSI
Selain bahwa setiap
individu memiliki intelegensi yang berbeda-beda, ternyata intelegensi pun
memiliki berbagai jenis. Dalam hal ini terdapat teori yang paling mutakhir
tentang jenis-jenis intelegensi, yaitu teori Multiple
Intelligence ‘kecerdasan majemuk’ yang dikemukakan oleh Dr. Howard
Gardner.
Sekitar dua puluh lima
tahun yang lalu, Dr. Howard Gardner menemukan sebuah teori tentang kecerdasan.
Ia mengatakan bahwa manusia lebih rumit daripada apa yang dijelaskan dari tes
IQ atau tes apapun itu. Ia juga mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki
kecerdasan yang berbeda. Pada tahun 1983
Howard Gardner dalam bukunya The
Theory of Multiple Intelegence, mengusulkan tujuh macam komponen
kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple Intelegence (Intelegensi Ganda).
Intelegensi ganda tersebut meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal dan (2)
kecerdasan logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan
dengan komponen kecerdasan lainnya yaitu (3) kecerdasan spasial-visual, (4)
kecerdasan ritmik-musik, (5) kecerdasan kinestetik, (6) kecerdasan
interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal. Sekarang tujuh kecerdasan tersebut
di atas sudah bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan yang lain, yaitu
(8) kecerdasan naturalis.
1. Kecerdasan Linguistic-Verbal
Kecerdasan ini berupa
kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas juga mampu mengungkapkan
pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang
dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan
kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan
berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan
ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor,
guru.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan
sebagai berikut.
a. Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.
b. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam
suatu komunikasi verbal.
c. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu
membaca karya orang lain.
d. Mampu menulis dan berbicara secara efektif.
e. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan
cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
f. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan
melalui diskusi, ataupun debat.
g. Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang
diucapkan.
h. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan
permainan kata.
Profesi: pustakawan, editor,
penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa,
orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya.
2. Kecerdasan Logiko-Matematik
Kecerdasan ini
ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan
bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran..
Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola
dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan
cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan
informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu
mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi mudah
berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan belajar menemukan
alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu juga kecerdasan ini
dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan,
meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi
meningkatkan daya ingat.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan
sebagai berikut.
a. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip
sebab-akibat.
b. Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek
tersebut.
c. Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
d. Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus,
pemograman komputer, metode riset.
e. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti,
membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.
f. Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik,
akuntansi, dan hukum.
g. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep
dan objek yang konkret.
Profesi: auditor, akuntan,
ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi, teknisi,
guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
3. Kecerdasan Spasial-Visual
Kecerdasan ini
ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual
yang terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi
yang besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya
perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak
mampu melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat
membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti
arah datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat
memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya.
Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer,
seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara
tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan
sebagai berikut.
· Senang
mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.
· Senang belajar dengan
grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.
· Kaya akan khayalan,
imaginasi dan kreatif.
· Menyukai poster,
gambar, film dan presentasi visual lainnya.
· Pandai main puzzle,
mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
· Belajar dengan
mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
· Menggunakan bantuan
gambar untuk membantu proses mengingat.
Profesi: insinyur, surveyor,
arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru
kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.
4. Kecerdasan Ritmik-Musik
Kecerdasan
ritmik-musikal adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan nada di dalam
benaknya, untuk mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik.
Kecerdasan musikal merupakan suatu alat yang potensial karena harmoni dapat
merasuk ke dalam jiwa seseorang melalui tempat-tempat yang tersembunyi di dalam
jiwa (Plato). Musik dapat membantu seseorang mengingat suatu gerakan tertentu,
perhatikan seseorang atau sekelompok orang yang sedang menari atau berolahraga
senam ritmik mesti selalu disertai dengan alunan musik.
Banyak pakar berpendapat bahwa kecerdasan musik merupakan kecerdasan
pertama yang harus dikembangkan dilihat dari sudut pandang biologi (saraf)
kekuatan musik, suara dan irama dapat menggeser pikiran, member ilham,
meningkatkan ketakwaan, meningkatkan kebanggan nasional dan mengungkapkan kasih
saying untuk orang lain.
Kecerdasan musikal dapat member nilai positip bagi siswa karena:
(a) meningkatkan daya kemampuan mengingat; (c) meningkatkan
prestasi/kecerdasan; (c) meningkatkan kreativitas dan imajinasi.
Suatu studi yang dikutip oleh May Lim (2008) menunjukkan bahwa
sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik selama delapan bulan
mengalami peningkanan dalam IQ spatial sebesar 46% sementara kelompok kontrol
yang tidak diperdengarkan musik hanya meningkat 6%.Mungkin sering kita melihat
ada siswa atau orang yang lebih suka belajar bila ada musik yang diperdengarkan
(Gaya belajar auditory). Pada orang ini informasi akan lebih mudah tersimpan di
dalam memorinya , karena mereka mampu mengoasiasikan irama musik dengan
informasi pengetahuan yang mereka baca meskipun kadang-kadang mereka tidak
menyadarinya.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan
sebagai berikut.
a. Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk
memainkan alat musik.
b. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
c. Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
d. Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
e. Mampu menciptakan komposisi musik.
f. Senang improvisasi dan bermain dengan suara.
g. Menyukai dan mampu bernyanyi.
h. Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai
penyanyi atau pemusik.
i. Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.
Profesi: DJ, musikus, pembuat
instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio
musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan
sebagainya.
5. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan ini
ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting
antara pikiran dengan tubuh, yang memungkin tubuh untuk memanipulasi objek atau
menciptakan gerakan. Secara biologi ketika lahir semua bayi dalam keadaan tidak
berdaya, kemudian berangsur-angsur berkembang dengan menunjukkan berbagai pola
gerakan, tengkurap, “berangkang”, berdiri, berjalan, dan kemudian berlari,
bahkan pada usia remaja berkembang kemampuan berenang dan akrobatik.
Kecerdasan ini amat penting karena bermanfaat untuk (a)
meningkatkan kemampuan psikomotorik, (b) meningkatkan kemampuan sosial dan
sportivitas, (c) membangun rasa percaya diri dan harga diri dan sudah barang
tentu (d) meningkatkan kesehatan.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan
sebagai berikut.
· Merupakan kecerdasan
yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara trampil
untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik
dalam menangani objek.
· Memiliki kontrol pada
gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
· Menyukai pengalaman
belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan
fisik.
· Senang menari,
olahraga dan mengerti hidup sehat.
· Suka menyentuh,
memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
· Suka belajar dengan
terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau
dilihat.
Profesi: ahli terapi fisik,
ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang bangunan,
pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini berkait
dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat
berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan,
temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian
memberikan respon yang layak. Orang dengan kecerdasan Interpersonal memiliki
kemampuan sedemikian sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan
disenangi oleh orang lain. Di dalam pergaulan mereka menunjukkan kehangatan,
rasa persahabatan yang tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan
orang lain, orang dengan kecerdasan ini juga berusaha baik dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselihanan dengan orang lain.
Kecerdasan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak
dapat hidup sendiri (No man is an Island). Orang yang memiliki jaringan sahabat
yang luas tentu akan lebih mudah menjalani hidup ini. Seorang yang memiliki
kecerdasan “bermasyarakat” akan (a) mudah menyesuaikan diri, (b) menjadi orang
dewasa yang sadar secara sosial, (b) berhasil dalam pekerjaan.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan
sebagai berikut.
a) Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai
menjalin hubungan sosial.
b) Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan
orang lain.
c) Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan
berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.
d) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang
berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu
bekerja sama dengan orang lain.
e) Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.
f) Mau melihat sudut pandang orang lain.
g) Menciptakan dan mempertahankan sinergi.
Profesi: administrator,
manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia / humas, penengah, ahli
sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial,
CEO, dan sebagainya.
7. Kecerdasan Intrapersonal.
Oliver Wendell Holmes berpendapat: Apa yang
didepan dan apa yang ada di belakang kita adalah hal yang kecil dibandingkan
dengan apa yang ada di dalam diri kita. Inilah kira-kirapandangan yang dianut
oleh orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal ini. Kecerdasan intrapersonal
adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan seseorang untuk memahami diri
sendiri dan bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.
Orang-orang dengan kecerdasan ini selalu berpikir dan membuat
penilaian tentang diri mereka sendiri, tentang gagasan, dan impiannya. Mereka
juga mampu mngendalikan emosis mereka untuk membimbing dan memperkaya dan
memperluas wawasan kehidupan mereka sendiri.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan
sebagai berikut.
a) Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu
menyalurkan pikiran dan perasaan.
b) Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.
c) Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang
berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.
d) Mengembangkan konsep diri dengan baik.
e) Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di
jalur spiritual.
f) Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya
dengan keadaaan saat ini.
g) Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.
Profesi: ahli psikologi,
ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan
sebagainya.
8. Kecerdasan Naturalis.
Kemampuan untuk
mengenali dan mengelompokkan serta menggambarkan berbagai macam keistimewaan
yang ada di lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan
naturalis ini adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.
Menurut Wilson
dalam Anxs (2007), kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali berbagai
jenis flora dan fauna serta kejadian alam, misalnya asal-usul binatang,
pertumbuhan tanaman, terjadinya hujan, manfaat air bagi kehidupan, tata surya,
dan kejadian alam lainnya. Kecerdasan naturalis ini berkaitan dengan wilayah
otak bagian kiri, yakni bagian yang peka terhadap pengenalan bentuk atau pola
kemampuan membedakan dan mengklasifikasikan sesuatu. Jika anak dengan mudah
dapat menandai pola benda-benda alam, dan mengingat benda-benda alam yang ada
di sekitarnya, maka anak dapat dikatakan memiliki kecerdasan naturalis tinggi.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan
sebagai berikut.
a. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan
objek alam, tanaman atau hewan.
b. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
c. Mampu mengenali pola di antara spesies.
d. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau
botani.
e. Senang memelihara tanaman, hewan.
f. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop
untuk mempelajari suatu organisme.
g. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
h. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung,
scuba diving (menyelam).
Profesi: dokter hewan, ahli
botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan hidup,
kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan
sebagainya.
9. Kecerdasan Eksistensial (kecerdasan
makna)
Anak belajar sesuatu
dengan melihat ‘gambaran besar’, “Mengapa kita di sini?” “Untuk apa kita di sini?”
“Bagaimana posisiku dalam keluarga, sekolah dan kawan-kawan?”. Kecerdasan ini
selalu mencari koneksi-koneksi antar dunia dengan kebutuhan untuk belajar.
D.
FAKTOR-FAKTOR
INTELEGENSI
Hingga sekarang sudah
banyak beberapa kajian dalam hal intelegensi atau tingkat IQ seseorang. Menurut
Kohstan, intelegensi dapat dikembangkan, namun hanya sebatas segi kualitasnya,
yaitu pengembangan akan terjadi sampai pola pada batas kemampuan saja, terbatas
pada segi peningkatan mutu intelegensi, dan cara cara berpikir secara metodis.
Intelegensi orang satu dengan yang lain cenderng berbeda-beda. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:
Intelegensi orang satu dengan yang lain cenderng berbeda-beda. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Bawaan
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
3. Faktor Pembentukan
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.
4. Faktor Kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.
5. Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.
Daftar pustaka
Jaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara