Pages

Labels

Senin, 05 November 2012

Kebebasan


KEBEBASAN



A.  PENDAHULUAN

            Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, dikatakan paling  sempurna karena manusia diciptakan dengan sesuatu yang membedakannya dengan makhluk lain di dunia ini yaitu pikiran. Tidak hanya pikiran saja manusia juga terlahir dengan hak yang di berikan tuhan hanya kepada manusia yang biasa disebut dengan sebutan Hak Asasi Manusia (HAM).
             Dalam Tap MPR No. XVII/1998, hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia: secara kodrati, universal dan abadi, sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak itu meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemrdekaan/bebas,hak berkomunikasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan. 
            Rumusan hak asasi manusia yang sangat terkenal berkenaan dengan kebebasaan adalah yang dirumuskan oleh Presiden Amerika Serikat Franklin D. Rosefelt pada permulaan Perang Dunia II. Hak-hak tersebut terkenal dengan istilah The Four Freedoms ( empat kebebasan) yaitu:
a.     Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)
b.     Kebebasan beragama (freedom of religion)
c.      Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear)
d.     Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want)
            Dari semua hal yang telah tertulis diatas menunjukkan bahwa  dari dulu kebebasan telah menjadi sesuatu yang penting untuk di perjuangkan.
            Erich Fromm menegaskan bahwa kebebasan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi manusia, karena manusia juga tidak terlepas dari jiwa di dalam tubuhnya, sedangkan eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia unutk menentukan perbuatannya. Dalam fungsi yang terakhir ini jiwa berhubungan dengan kehendak bebas. Kebebasan merupakan hal yang mendasar bagi manusia dan merupakan syarat penting bagi humanisasi. Karena itulah Erich Fromm tidak salah ketika menyatakan bahwa sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan.
            Untuk lebih mengerti kebebasan mari kita amati kritik Kierkegaard atas sikap ideal hegelian dan siakap obyektif ilmu pengetahuan, yang menganjurkan kita untuk menjadi pengamat bisu atau penonton obyektif, dilandasi oleh keyakinannya bahwa manusia pada prinsipnya bukan makhluk yang melulu rasional, atau hantu tanpa kehendak dan perasaan, melaiankan makhluk yang merasa dan menghendaki secara bebas
            Pandangan Kierkegaard tentang peran kehendak bebas berhubungan erat dengan masalah kebebasan manusia. Ia mempunyai pandangan yag khas eksisistensialis, bahwa manusia pada prinsipnya adalah individu. Individu adalah identik dengan kebebasan. Setiap manusia_setiap individu_mengkonstitusikan (menciptakan) diri dan duniannya melalui suatu pilihan bebas, yang di pilih dan diputuskan sendiri oleh manusia _individu_itu sendiri. Terlepas, misalnya, dari tuntutan otoriter, dari sistem politik yang represif ataupun dari sistem sosial Budaya yang ketat dan kaku.


B.       GARIS BESAR ISI BUKU

        Ada beberapa pertanyaan mengenai bab ini, apakah manusia sungguh-sungguh bebas? Kalau ya. Argumen apa yang meneguh kan pengakuan ini? Apa pengertian kebebasan? Apa magna kebebasan? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi titik pijak pembahasan dalam bab ini. Pembahasan akan di kelompokkan dalam lima bagian.
           Pada bagian pertama akan berisikan tentang magna kebebasan. Pada bagian kedua, terdapat perbincangan tentang jenis-jenis kebebasan.bagian ketiga akan di bahas pandangan kelompok-kelompokyang menolak kebebasan sebagai bagian dari eksistensi manusia Kelompok ini di sebut determinisme. Kemudian topik pembicaraan beralih ke argumen-argumen yang menempatkan kebebasan sebagai hal mendasar bagi manusia menjadi pokok pembicaraan dalam bagian keempat. Untuk menutup bab beberapa kesimpulan akan mengisi bagian kelima.

C.  ISI / RINGKASAN BUKU

1.   Arti Kebebasan         
          Pengertian tentang kebebasan dapat dilihat dari berbagai sudut. Kita bisa melihat dari sudut pandang umum dan sudut pandang khusus.
            Dari sudut pandang umum kebebasan bersifat negatif, karen di kaitkan dengan kata tidak. Dalam pengertian ini, bebas berarti tidak ada paksaan, tidak ada hambatan, tidak ada halangan, atau tidak ada aturan, dan alin sebagainya. Misalnya anak muda yang bebas dari atuarn rumah karna orang tuanya sudah tidak .
            Dalam pengertian khusus sumber kebebasan dilihat dari manusia itu sendri. Di sini kebebasan di kaitkan dengan tiga hal, yakni penyempurnaan diri, orang disebut bebas kalau ia mampu mengarahkan dirinya menuju kesempurnaan. Orang bebas selalu menginginkan perkembangan dalam dirinya karena ia tidak mau berhenti pada status quo atau kemapanan.
            Kesanggupan untuk memilih dan memutuskan,sebagaimana sudah disebutkan di atas bahwa pilihan adalah realitas hidup manusia.berhadapan dengan pilihan ia harus memilih keputusaan untuk menentukan arah hidupnya.
            Dan yang terakhir adalah kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan seperti kebebasan untuk memeluk agama, menentukan hidup serta menentukan  hak dalam politik juga merupakan bagian dari pengertian kebebasan secara khusus.
2.   Jenis-jenis Kebebasan

a.   Kebebasan Horisontal dan Kebebasan Vertikal
      Kebebasan horisontal berkaitan dengan pilihan-pilihan yang tak berhubungan dengan moral atau hal-hal yang mendasar dalam hidup manusia dan hanya berkaitan dengan kesukaan dan kesenangan.
       Sebaliknya kebebasan vertikal berkaitan dengan pilihan moral. Dalam kebebasan ini ada titik tolak yang di jadikan  pertimbangan yaitu antara paling memuaskan kepentingan pribadi atau yang sesuai dengan suara hati, antara kuntungan pribadi atau kepedulian terhadap sesama. Dalam kebebasan vertikal seseorang mempertimbangkan tingkatan-tingkatan niali. Di dalamnya nilai-nilai moral seluruh kehidupan di libatkan.
b.   Kebebasan Eksistensial dan Kebebasan Sosial
      Kebebasan eksistensial menyatu dengan manusia sebagai pribadi. Kebebasan ini termasuk eksistensi kemanusiaan. Dalam arti ini orang yang bebas adalah yang mampu menentukan dirinya sendiri dan mengakui dirinya sebagai pribadi yang otonom serta bersikap dewasa dalam bertindak
       Sedangkan kebebasan sosial terkait dengan orang lain. Kebebasan ini di pahami sebagai keadaan dimana seseorang tidak dibatasi untuk bertindak secara terpaksa oleh orang lain. Dengan demikian kebebasan sosial di kaitkan dengan orang lain karena kebebasan di kaitkan dengan orang lain. Krena kebebasan sosisal dikaitka hidup bersama, maka kebebasan ini sangat mungkin di batasi.
     
         

3.   Pandangan Determinisme
          Determinisme merupakan aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan dalam hidup manusia. Aliran ini mengatakan bahwa setiap peristiwa, termasuk tindakan dan keputusan manusia, disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lain. Hipotesisnya adalah bahwa sesungguhnya terdapat hukum alam, yang menentukan segala sesuatu yang terjadi di muka bumi,dan bahwa sesuai dengan hukum-hukum itu, keadaan sebelum terjadinya sesuatu menentukan bahwa tindakan itu akan terjadi dan menyingkirkan semua kemungkinan yang lain. Jadi, seluruh kegiatan manusia di dunia ini berjalan menurut satu keharusan yang bersifat deter ministik.
            Keharusan deterministik itu muncul dari empat faktor:
a.   Determinisme Fisik-Biologis
      Determinisme fisik-biologis menyatakan bahwa aktiftas di bumi ini terjadi karena hukum fisika kimia dan hukum-hukum biologis. Hukum-hukum ini selalu berkaitan dengan dua hal, yakni aksi dan reaksi. Tidak hanya itu, kaum determinisme juga mempunyai pandangan bahwa  aktifitas tubuh manusia seperti sebuah mesin. Artinya, seluruh kegiatan manusia bergerak menurut hukum sebab akibat. Atas dasar ini, maka penilain atas perilaku manusiapun didasarkan pada pertimbangan biologis.
b.   Determinisme psikologis
     Determinisme psikologis bertolak dari situasi kejiwaan manusia untuk menyatakan penolakan terhadap kebebasan. Freud membagi kelompok ini menjadi 3 bagian, yakni id, ego dan superego.
      Id  berisi semua dorongan instingtual yang mencari pemuasan langsung seperti anak kecil yang menyukai mainan. Ego berisi kondisi kejiwaan yang sadar, menerima dunia nyata dan memutuskan bagaimana bertindak, menjebatani antara dunia dan id, dan di kendalikan oleh prinsip realitas. Seperti anak kecil yang menyukai permen sedangkan pada realitanya dia tidak punya uang untuk membelinya. Sedangkan superego menurut freud adalah sebuah bagian khusus jiwa yang berisikan kesadaran hati nurani dan norma-norma moral yang mungkin di peroleh dari orang tuanya atau orang-orang lain yang mempengaruhinya di masa anak-anak.
c.   Determinisme Sosial
     Determinisme sosial menempatkan lingkungan dan struktur sosial yang melingkupinya sebagai dasar untuk mendekatkan perilaku dan pola pikir seseorang. misalnya, bahasa jawa yang menekankan nilai kelemah lembutan membentuk watak orang jawa yang lemah lembut.
d.   Determinisme Teologis
     Determinisme teologis adalah aliran determinisme yang keempat. penganut aliran ini menegaskan bahwa manusia tidak berbuat apa-apa tanpa intervensi dari kekuatan di luar diri nya. Kekuatan manusia tergantung pada sesuatu yang ada di luar dirinya, yang dalam hal ini adalah yang Ilahi. Manusia hanya pasrah menerima segala ketentuan yang telah di guratka kepadanya.
4.   Kebebasan sebagai Eksistensi Manusia

a.   Kritik terhadap determinisme
            Pandangan kaum determinisme yang diuraikan di atas tidak seluruhnya benar. Bahwa faktor biologis, faktor psikis, faktor lingkungan dan faktor keyakinan mewarnai kehidupan manusia ada benar nya. Keempat faktor ini mempengarui dinamika hidup manusia. Tetapi meredusir manusia pada keempat hal itu merupakan tindakan yang tidak benar. Ada beberapa kelemahan dari determinisme.
               Pertama, reduksi sebab musabab pembentukan perilaku manusia pada sejumlah faktor, seperti faktor biologis, psikis, sosial dan teologis sebagai dasar untuk menolak kebebasan menunjukkan bahwa penganut determinisme tidak melihat keanekaan dimensi dan ke paradoksalan manusia. Mereka hanya melihat manusia dari satu sudut.
               Kedua, penganut determinisme tidak melihat fakta bahwa manusia selalu melalukan evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya. Itu berarti, jika determinisme benar, maka tidak seorang pun yang sepantasnya di puji atau di persalahkan karena sesuatu sebab penilaian ini tidak relevan. Dan ini jelas tidak sesuai dengan kondisi riil manusia.
b.   Beberapa Argumen Pendukung
      Dari tanggapan di atas bahwa kebebasan menjadi bagian eksistensi manusia. Lalu argumen apa saja yang bisa mendukung pernyataan ini.
      Pertama, kenyataan bahwa manusia hidup dalam situasi “ kemungkinan dapat”. Konidisi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup manusia.
      Kedua, adanya tanggung jawab. Yang menyertai kebebasan adalah tanggung jawab. Setiap orang menerima tanggung jawab atas tindakannya. Ia melakukan sesuatu dengan efektif, terlepas dari  apakah dia diharapkan untuk berbuat demikian atau tidak. Dalam kaitan dengan realitas sosial, kehidupan sosial akan berjalan dengan teratur kalu ada tanggung jawab yang mengendalikan kebebasan.
      Ketiga, makna perbuatan moral ada pada kebebasan. Kebebasan merupakan dasar dari hukum moral. Immanuel Kant (1724-1804) menegaskan bahwa kehidupan moral tidak akn berarti apa-apa kalau tidak disertai dengan kebebasan. Penegasan kant ini menunjukkan bahwa orang baru akan masuk akal secara moral kalau ia tidak diwajibkan untuk melakukan sesuatu, melainkan ia memiliki kemungkinan untuk memilih antara melakukan atau tidak. Dengan kata lain, tindakan seseorang hanya bisa dinilai secara moral, kalau menolak dan menerima tindakan tersedia.
5.   Kesimpulan

          Dari uraian di atas jelas bahwa kebebasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hakikat manusia. Sebagai bagian eksistensi kebebasan memiliki arti yang sangat penting. Perkembangan dunia hanya bisa terjadi kalau ada ruang gerak. Dan ruang gerak itu adalh kebebasan. Apalagi di jaman seperti sekarang ini manusia di tuntut bergerak untuk mengikuti perkembangan jaman yang semakin tak terbendung lagi, kebebasan sangatlah penting terutama untuk manusia yang hidup di jaman globalisasi seperti ini., tanpa kebebasan, manusia akan selalu tertinggal dimasa lalu. Manusia di tuntut menunjukkan eksistensinya dengan memanfaatkan kebebasan dengan sebaik-baiknya dan semanfaat mungkin.
            Secara negatif dapat dikatakan, pribadi seseorang tidak dapat berkembang menuju kepenuhan diri kalau ia tidak punya tempat untuk mengungkapkan diri. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Karl Marx (1818-1883), manusia selalu ingin merealisasikan dirinya. Dan realisasi diri ini membutuh kan ruang lingkup pengakuan.
            Walupun kebebasan menjadi bagian eksistensi manusia, namun itu bukan berarti manusia boleh berbuat seenaknya, karna kebebasan manusia bukan tanpa batasan, karena kebebasan adalah “ kebebasan dalam situasi “, maka pertanggung jawaban menjadi bagian yang tak terpisahkan.

D.  KRITIK

            Menurut kami buku ini sangat bagus, buku ini menyajikan materi dengan bahasa yang jelas dan lebih mudah untuk di pahami dari pada buku-buku filsafat lain. Didalam buku Kasdin Sihotang ini juga menyajikan dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu dari sudut pandang pro dan kontra mengenai hakikat kebebasan sehingga dapat bersiafat obyektif.
            Kami telah mengubah sistematika penyuguhan materi di atas, karena ada satu poin yang menurut kami perlu di pertimbangkan. Yaitu sistematika penyuguhan materi. Di dalam buku ini khususnya bab kebebasan  si pengarang menyuguhkan pandangan dari dua sudut pandang mengenai hakikat kebebasan diawal pembahasan sedangkan pengertian kebebasan dan jenis-jenis kebebasan di tampilkan ssetelahnya. Menurut kami hal itu perlu diperhatiakn karena sistematika penyuguhan yang di berikan pengarang kepada si pembaca terlalu berkenaan dengan pandangan dua sudut pandang tentang hakikat kebebasan tersbut terlalu awal. Kalau menurut kami akn labih baik jika sistematika penyuguha materi tersebut dimulai dari yang paling ringan seperti menyuguhkan pengertian kebebasan di awal pembahsan yang dilan jutkan dengan jenis-jenis kebebasan.



    

1 komentar: