Pages

Labels

Selasa, 06 November 2012

Intelegensi


INTELEGENSI

A.          PENDAHULUAN

Telah tertulis di materi sebelumnya bahwa Berpikir adalah suatu proses hasil dari aktifitas koqnitif dimana aktifitas tersebut biasanya di gunakan untuk mengevaluasi, mendiskripsikan, mereview dan menginterpretasikan informasi guna mencari penyelesaian atau memahami sebuah masalah. Cepat lambatnya proses tersebut sangat di pengaruhi dengan intelegensi manusia.
Intelegensi merupakan sebuah kemampun yang dimiliki manusia dimana antara manusia yang satu dengan  manusia yang lain berbeda baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Intelegensi itu sendiri dapat dinilai dari segi kualitasnya maupun dari segi kuantitasnya.
Intelegensi sering diartikan sebagai kemampuan untuk pemecahan masalah, kemampuan untuk belajar dan yang paling sering adalah kemampuan untuk berpikir abstrak. Intelegensi sering dikaitkan dengan kemampuan berfikir karena semakin tinggi tingkat integensinya maka semakin cepat pula proses dalam berpikir.
Seorang siswa sekolah akan lebih mempunyai kemungkinan untuk memahami mata pelajaran lebih cepat jika mereka mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi. Seblaiknya sisiwa yang mempunyai tinggakat intelegensi yang lebih rendah dia akan kesulitan dalam memahami mata pelajaran walaupun dalam tingkatan yang mudah sekalipun. Karena itu intelegensi sisiwa sangat mempengaruhi prestasi siswa dikelas.
Guru akan lebih bekerja keras dalam memeberika materi kepada siswanya yang mempunyai intelegensi yang rendah. Karena siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah akan lebih lambat dalam mengevaluasi, mengorganisasikan dan memahami stimulus atau informasi yang di terimanya. Berbeda dengan sisiwa yang mempunyai tingkat intelegensi lebih tinggi. Mereka akan lebih cepat dalam mengolah stimulus atau informasi yang telah diberikan oleh guru tersebut dan biasanya siswa yang mempunyai intelgensi tinggi biasanya di tandai dengan kuatnya daya ingat mereka. Mereka dapat mereview sebagian banyak materi yang telah disampaikan guru mereka di waktu lalu.
Seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi biasanya di pengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah dengan contoh bahwa sseoeang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi biasanya salah satu dari keluarganya ada salah satu yang mempunyai tingkat intelegensi. Itu artinya bahwa intelegensi dapat di pengaruhi oleh faktor keturanan, tidak hanya itu tetapi asupan makanan yang di berikan orang tua dari ia masih dalam kandungan juga merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh dalam tinggi rendahnya intelegensi seseorang.


B.           PENGERTIAN

Pengertian intelegensi ialah kemampuan yang di bawa seseorang sejak lahir ynag menentukan cepat lambatnya seseorang dalam mengolah stimulus atau informasi yang di terimanya. William Stern mengemukakan bahwa : intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. Inteljensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan ketuan. Maksutnya adalah bahwa intelegensi merupakan kemamampuan yang di bawa sejak lahir atau kemampuan bawaan dan intelegensi juga bersifat dinamis jadi intelegensi seseorang itu akan selalu berubah seiring dengan bertambahnya usia. Pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh terhadap intelegensi seseorang. Professor Waterink menyatakan bahwa menurut penyelidikannya belum dapat dibuktikan bahwa intelejensi dapat diperbaiki atau dilatih.belajar berfikir hanya diartikannya, bahwa banyaknya pengetahuan bertambah tapi tidak berarti bahwa kekuatan berfikir bertambah baik.

C.           JENIS-JENIS INTELEGENSI

Selain bahwa setiap individu memiliki intelegensi yang berbeda-beda, ternyata intelegensi pun memiliki berbagai jenis. Dalam hal ini terdapat teori yang paling mutakhir tentang jenis-jenis intelegensi, yaitu teori Multiple Intelligence ‘kecerdasan majemuk’ yang dikemukakan oleh Dr. Howard Gardner.
Sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, Dr. Howard Gardner menemukan sebuah teori tentang kecerdasan. Ia mengatakan bahwa manusia lebih rumit daripada apa yang dijelaskan dari tes IQ atau tes apapun itu. Ia juga mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki kecerdasan yang berbeda. Pada tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence, mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple Intelegence (Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda tersebut meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal dan (2) kecerdasan logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan dengan komponen kecerdasan lainnya yaitu (3) kecerdasan spasial-visual, (4) kecerdasan ritmik-musik, (5) kecerdasan kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal. Sekarang tujuh kecerdasan tersebut di atas sudah bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan yang lain, yaitu (8) kecerdasan naturalis.
1. Kecerdasan Linguistic-Verbal
Kecerdasan ini berupa kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.
b. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
c. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain.
d. Mampu menulis dan berbicara secara efektif.
e. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
f. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat.
g. Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
h. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.
Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya.
2. Kecerdasan Logiko-Matematik
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran.. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi mudah berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan belajar menemukan alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu juga kecerdasan ini dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya ingat.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.
b. Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.
c. Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
d. Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset.
e. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.
f. Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
g. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
3. Kecerdasan Spasial-Visual
Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti arah datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
· Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.
· Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.
· Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.
· Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.
· Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
· Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
· Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.
Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.


4. Kecerdasan Ritmik-Musik
Kecerdasan ritmik-musikal adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan nada di dalam benaknya, untuk mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Kecerdasan musikal merupakan suatu alat yang potensial karena harmoni dapat merasuk ke dalam jiwa seseorang melalui tempat-tempat yang tersembunyi di dalam jiwa (Plato). Musik dapat membantu seseorang mengingat suatu gerakan tertentu, perhatikan seseorang atau sekelompok orang yang sedang menari atau berolahraga senam ritmik mesti selalu disertai dengan alunan musik.
Banyak pakar berpendapat bahwa kecerdasan musik merupakan kecerdasan pertama yang harus dikembangkan dilihat dari sudut pandang biologi (saraf) kekuatan musik, suara dan irama dapat menggeser pikiran, member ilham, meningkatkan ketakwaan, meningkatkan kebanggan nasional dan mengungkapkan kasih saying untuk orang lain.
Kecerdasan musikal dapat member nilai positip bagi siswa karena: (a) meningkatkan daya kemampuan mengingat; (c) meningkatkan prestasi/kecerdasan; (c) meningkatkan kreativitas dan imajinasi.
Suatu studi yang dikutip oleh May Lim (2008) menunjukkan bahwa sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik selama delapan bulan mengalami peningkanan dalam IQ spatial sebesar 46% sementara kelompok kontrol yang tidak diperdengarkan musik hanya meningkat 6%.Mungkin sering kita melihat ada siswa atau orang yang lebih suka belajar bila ada musik yang diperdengarkan (Gaya belajar auditory). Pada orang ini informasi akan lebih mudah tersimpan di dalam memorinya , karena mereka mampu mengoasiasikan irama musik dengan informasi pengetahuan yang mereka baca meskipun kadang-kadang mereka tidak menyadarinya.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik.
b. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
c. Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
d. Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
e. Mampu menciptakan komposisi musik.
f. Senang improvisasi dan bermain dengan suara.
g. Menyukai dan mampu bernyanyi.
h. Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik.
i. Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.
Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.
5. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting antara pikiran dengan tubuh, yang memungkin tubuh untuk memanipulasi objek atau menciptakan gerakan. Secara biologi ketika lahir semua bayi dalam keadaan tidak berdaya, kemudian berangsur-angsur berkembang dengan menunjukkan berbagai pola gerakan, tengkurap, “berangkang”, berdiri, berjalan, dan kemudian berlari, bahkan pada usia remaja berkembang kemampuan berenang dan akrobatik.
Kecerdasan ini amat penting karena bermanfaat untuk (a) meningkatkan kemampuan psikomotorik, (b) meningkatkan kemampuan sosial dan sportivitas, (c) membangun rasa percaya diri dan harga diri dan sudah barang tentu (d) meningkatkan kesehatan.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
· Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani objek.
· Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
· Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan fisik.
· Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.
· Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
· Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau dilihat.
Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini berkait dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak. Orang dengan kecerdasan Interpersonal memiliki kemampuan sedemikian sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan disenangi oleh orang lain. Di dalam pergaulan mereka menunjukkan kehangatan, rasa persahabatan yang tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan orang lain, orang dengan kecerdasan ini juga berusaha baik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselihanan dengan orang lain.
Kecerdasan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak dapat hidup sendiri (No man is an Island). Orang yang memiliki jaringan sahabat yang luas tentu akan lebih mudah menjalani hidup ini. Seorang yang memiliki kecerdasan “bermasyarakat” akan (a) mudah menyesuaikan diri, (b) menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial, (b) berhasil dalam pekerjaan.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a) Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial.
b) Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
c) Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.
d) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
e) Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.
f) Mau melihat sudut pandang orang lain.
g) Menciptakan dan mempertahankan sinergi.
Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia / humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.
7. Kecerdasan Intrapersonal.
Oliver Wendell Holmes berpendapat: Apa yang didepan dan apa yang ada di belakang kita adalah hal yang kecil dibandingkan dengan apa yang ada di dalam diri kita. Inilah kira-kirapandangan yang dianut oleh orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal ini. Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dan bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.
Orang-orang dengan kecerdasan ini selalu berpikir dan membuat penilaian tentang diri mereka sendiri, tentang gagasan, dan impiannya. Mereka juga mampu mngendalikan emosis mereka untuk membimbing dan memperkaya dan memperluas wawasan kehidupan mereka sendiri.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a) Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan.
b) Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.
c) Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.
d) Mengembangkan konsep diri dengan baik.
e) Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.
f) Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.
g) Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.
Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya.
8. Kecerdasan Naturalis.
Kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan serta menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan naturalis ini adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.
Menurut Wilson dalam Anxs (2007), kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali berbagai jenis flora dan fauna serta kejadian alam, misalnya asal-usul binatang, pertumbuhan tanaman, terjadinya hujan, manfaat air bagi kehidupan, tata surya, dan kejadian alam lainnya. Kecerdasan naturalis ini berkaitan dengan wilayah otak bagian kiri, yakni bagian yang peka terhadap pengenalan bentuk atau pola kemampuan membedakan dan mengklasifikasikan sesuatu. Jika anak dengan mudah dapat menandai pola benda-benda alam, dan mengingat benda-benda alam yang ada di sekitarnya, maka anak dapat dikatakan memiliki kecerdasan naturalis tinggi.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan.
b. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
c. Mampu mengenali pola di antara spesies.
d. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.
e. Senang memelihara tanaman, hewan.
f. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu organisme.
g. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
h. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).
Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan sebagainya.
9. Kecerdasan Eksistensial (kecerdasan makna)
Anak belajar sesuatu dengan melihat ‘gambaran besar’, “Mengapa kita di sini?” “Untuk apa kita di sini?” “Bagaimana posisiku dalam keluarga, sekolah dan kawan-kawan?”. Kecerdasan ini selalu mencari koneksi-koneksi antar dunia dengan kebutuhan untuk belajar.

D.          FAKTOR-FAKTOR INTELEGENSI
Hingga sekarang sudah banyak beberapa kajian dalam hal intelegensi atau tingkat IQ seseorang. Menurut Kohstan, intelegensi dapat dikembangkan, namun hanya sebatas segi kualitasnya, yaitu pengembangan akan terjadi sampai pola pada batas kemampuan saja, terbatas pada segi peningkatan mutu intelegensi, dan cara cara berpikir secara metodis.
Intelegensi orang satu dengan
yang lain cenderng berbeda-beda. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Bawaan
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai
anak yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.

2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

3. Faktor Pembentukan
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.

4. Faktor Kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.

5. Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.
Daftar pustaka
Jaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara





Senin, 05 November 2012

Kebebasan


KEBEBASAN



A.  PENDAHULUAN

            Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, dikatakan paling  sempurna karena manusia diciptakan dengan sesuatu yang membedakannya dengan makhluk lain di dunia ini yaitu pikiran. Tidak hanya pikiran saja manusia juga terlahir dengan hak yang di berikan tuhan hanya kepada manusia yang biasa disebut dengan sebutan Hak Asasi Manusia (HAM).
             Dalam Tap MPR No. XVII/1998, hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia: secara kodrati, universal dan abadi, sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak itu meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemrdekaan/bebas,hak berkomunikasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan. 
            Rumusan hak asasi manusia yang sangat terkenal berkenaan dengan kebebasaan adalah yang dirumuskan oleh Presiden Amerika Serikat Franklin D. Rosefelt pada permulaan Perang Dunia II. Hak-hak tersebut terkenal dengan istilah The Four Freedoms ( empat kebebasan) yaitu:
a.     Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)
b.     Kebebasan beragama (freedom of religion)
c.      Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear)
d.     Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want)
            Dari semua hal yang telah tertulis diatas menunjukkan bahwa  dari dulu kebebasan telah menjadi sesuatu yang penting untuk di perjuangkan.
            Erich Fromm menegaskan bahwa kebebasan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi manusia, karena manusia juga tidak terlepas dari jiwa di dalam tubuhnya, sedangkan eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia unutk menentukan perbuatannya. Dalam fungsi yang terakhir ini jiwa berhubungan dengan kehendak bebas. Kebebasan merupakan hal yang mendasar bagi manusia dan merupakan syarat penting bagi humanisasi. Karena itulah Erich Fromm tidak salah ketika menyatakan bahwa sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan.
            Untuk lebih mengerti kebebasan mari kita amati kritik Kierkegaard atas sikap ideal hegelian dan siakap obyektif ilmu pengetahuan, yang menganjurkan kita untuk menjadi pengamat bisu atau penonton obyektif, dilandasi oleh keyakinannya bahwa manusia pada prinsipnya bukan makhluk yang melulu rasional, atau hantu tanpa kehendak dan perasaan, melaiankan makhluk yang merasa dan menghendaki secara bebas
            Pandangan Kierkegaard tentang peran kehendak bebas berhubungan erat dengan masalah kebebasan manusia. Ia mempunyai pandangan yag khas eksisistensialis, bahwa manusia pada prinsipnya adalah individu. Individu adalah identik dengan kebebasan. Setiap manusia_setiap individu_mengkonstitusikan (menciptakan) diri dan duniannya melalui suatu pilihan bebas, yang di pilih dan diputuskan sendiri oleh manusia _individu_itu sendiri. Terlepas, misalnya, dari tuntutan otoriter, dari sistem politik yang represif ataupun dari sistem sosial Budaya yang ketat dan kaku.


B.       GARIS BESAR ISI BUKU

        Ada beberapa pertanyaan mengenai bab ini, apakah manusia sungguh-sungguh bebas? Kalau ya. Argumen apa yang meneguh kan pengakuan ini? Apa pengertian kebebasan? Apa magna kebebasan? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi titik pijak pembahasan dalam bab ini. Pembahasan akan di kelompokkan dalam lima bagian.
           Pada bagian pertama akan berisikan tentang magna kebebasan. Pada bagian kedua, terdapat perbincangan tentang jenis-jenis kebebasan.bagian ketiga akan di bahas pandangan kelompok-kelompokyang menolak kebebasan sebagai bagian dari eksistensi manusia Kelompok ini di sebut determinisme. Kemudian topik pembicaraan beralih ke argumen-argumen yang menempatkan kebebasan sebagai hal mendasar bagi manusia menjadi pokok pembicaraan dalam bagian keempat. Untuk menutup bab beberapa kesimpulan akan mengisi bagian kelima.

C.  ISI / RINGKASAN BUKU

1.   Arti Kebebasan         
          Pengertian tentang kebebasan dapat dilihat dari berbagai sudut. Kita bisa melihat dari sudut pandang umum dan sudut pandang khusus.
            Dari sudut pandang umum kebebasan bersifat negatif, karen di kaitkan dengan kata tidak. Dalam pengertian ini, bebas berarti tidak ada paksaan, tidak ada hambatan, tidak ada halangan, atau tidak ada aturan, dan alin sebagainya. Misalnya anak muda yang bebas dari atuarn rumah karna orang tuanya sudah tidak .
            Dalam pengertian khusus sumber kebebasan dilihat dari manusia itu sendri. Di sini kebebasan di kaitkan dengan tiga hal, yakni penyempurnaan diri, orang disebut bebas kalau ia mampu mengarahkan dirinya menuju kesempurnaan. Orang bebas selalu menginginkan perkembangan dalam dirinya karena ia tidak mau berhenti pada status quo atau kemapanan.
            Kesanggupan untuk memilih dan memutuskan,sebagaimana sudah disebutkan di atas bahwa pilihan adalah realitas hidup manusia.berhadapan dengan pilihan ia harus memilih keputusaan untuk menentukan arah hidupnya.
            Dan yang terakhir adalah kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan seperti kebebasan untuk memeluk agama, menentukan hidup serta menentukan  hak dalam politik juga merupakan bagian dari pengertian kebebasan secara khusus.
2.   Jenis-jenis Kebebasan

a.   Kebebasan Horisontal dan Kebebasan Vertikal
      Kebebasan horisontal berkaitan dengan pilihan-pilihan yang tak berhubungan dengan moral atau hal-hal yang mendasar dalam hidup manusia dan hanya berkaitan dengan kesukaan dan kesenangan.
       Sebaliknya kebebasan vertikal berkaitan dengan pilihan moral. Dalam kebebasan ini ada titik tolak yang di jadikan  pertimbangan yaitu antara paling memuaskan kepentingan pribadi atau yang sesuai dengan suara hati, antara kuntungan pribadi atau kepedulian terhadap sesama. Dalam kebebasan vertikal seseorang mempertimbangkan tingkatan-tingkatan niali. Di dalamnya nilai-nilai moral seluruh kehidupan di libatkan.
b.   Kebebasan Eksistensial dan Kebebasan Sosial
      Kebebasan eksistensial menyatu dengan manusia sebagai pribadi. Kebebasan ini termasuk eksistensi kemanusiaan. Dalam arti ini orang yang bebas adalah yang mampu menentukan dirinya sendiri dan mengakui dirinya sebagai pribadi yang otonom serta bersikap dewasa dalam bertindak
       Sedangkan kebebasan sosial terkait dengan orang lain. Kebebasan ini di pahami sebagai keadaan dimana seseorang tidak dibatasi untuk bertindak secara terpaksa oleh orang lain. Dengan demikian kebebasan sosial di kaitkan dengan orang lain karena kebebasan di kaitkan dengan orang lain. Krena kebebasan sosisal dikaitka hidup bersama, maka kebebasan ini sangat mungkin di batasi.
     
         

3.   Pandangan Determinisme
          Determinisme merupakan aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan dalam hidup manusia. Aliran ini mengatakan bahwa setiap peristiwa, termasuk tindakan dan keputusan manusia, disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lain. Hipotesisnya adalah bahwa sesungguhnya terdapat hukum alam, yang menentukan segala sesuatu yang terjadi di muka bumi,dan bahwa sesuai dengan hukum-hukum itu, keadaan sebelum terjadinya sesuatu menentukan bahwa tindakan itu akan terjadi dan menyingkirkan semua kemungkinan yang lain. Jadi, seluruh kegiatan manusia di dunia ini berjalan menurut satu keharusan yang bersifat deter ministik.
            Keharusan deterministik itu muncul dari empat faktor:
a.   Determinisme Fisik-Biologis
      Determinisme fisik-biologis menyatakan bahwa aktiftas di bumi ini terjadi karena hukum fisika kimia dan hukum-hukum biologis. Hukum-hukum ini selalu berkaitan dengan dua hal, yakni aksi dan reaksi. Tidak hanya itu, kaum determinisme juga mempunyai pandangan bahwa  aktifitas tubuh manusia seperti sebuah mesin. Artinya, seluruh kegiatan manusia bergerak menurut hukum sebab akibat. Atas dasar ini, maka penilain atas perilaku manusiapun didasarkan pada pertimbangan biologis.
b.   Determinisme psikologis
     Determinisme psikologis bertolak dari situasi kejiwaan manusia untuk menyatakan penolakan terhadap kebebasan. Freud membagi kelompok ini menjadi 3 bagian, yakni id, ego dan superego.
      Id  berisi semua dorongan instingtual yang mencari pemuasan langsung seperti anak kecil yang menyukai mainan. Ego berisi kondisi kejiwaan yang sadar, menerima dunia nyata dan memutuskan bagaimana bertindak, menjebatani antara dunia dan id, dan di kendalikan oleh prinsip realitas. Seperti anak kecil yang menyukai permen sedangkan pada realitanya dia tidak punya uang untuk membelinya. Sedangkan superego menurut freud adalah sebuah bagian khusus jiwa yang berisikan kesadaran hati nurani dan norma-norma moral yang mungkin di peroleh dari orang tuanya atau orang-orang lain yang mempengaruhinya di masa anak-anak.
c.   Determinisme Sosial
     Determinisme sosial menempatkan lingkungan dan struktur sosial yang melingkupinya sebagai dasar untuk mendekatkan perilaku dan pola pikir seseorang. misalnya, bahasa jawa yang menekankan nilai kelemah lembutan membentuk watak orang jawa yang lemah lembut.
d.   Determinisme Teologis
     Determinisme teologis adalah aliran determinisme yang keempat. penganut aliran ini menegaskan bahwa manusia tidak berbuat apa-apa tanpa intervensi dari kekuatan di luar diri nya. Kekuatan manusia tergantung pada sesuatu yang ada di luar dirinya, yang dalam hal ini adalah yang Ilahi. Manusia hanya pasrah menerima segala ketentuan yang telah di guratka kepadanya.
4.   Kebebasan sebagai Eksistensi Manusia

a.   Kritik terhadap determinisme
            Pandangan kaum determinisme yang diuraikan di atas tidak seluruhnya benar. Bahwa faktor biologis, faktor psikis, faktor lingkungan dan faktor keyakinan mewarnai kehidupan manusia ada benar nya. Keempat faktor ini mempengarui dinamika hidup manusia. Tetapi meredusir manusia pada keempat hal itu merupakan tindakan yang tidak benar. Ada beberapa kelemahan dari determinisme.
               Pertama, reduksi sebab musabab pembentukan perilaku manusia pada sejumlah faktor, seperti faktor biologis, psikis, sosial dan teologis sebagai dasar untuk menolak kebebasan menunjukkan bahwa penganut determinisme tidak melihat keanekaan dimensi dan ke paradoksalan manusia. Mereka hanya melihat manusia dari satu sudut.
               Kedua, penganut determinisme tidak melihat fakta bahwa manusia selalu melalukan evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya. Itu berarti, jika determinisme benar, maka tidak seorang pun yang sepantasnya di puji atau di persalahkan karena sesuatu sebab penilaian ini tidak relevan. Dan ini jelas tidak sesuai dengan kondisi riil manusia.
b.   Beberapa Argumen Pendukung
      Dari tanggapan di atas bahwa kebebasan menjadi bagian eksistensi manusia. Lalu argumen apa saja yang bisa mendukung pernyataan ini.
      Pertama, kenyataan bahwa manusia hidup dalam situasi “ kemungkinan dapat”. Konidisi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup manusia.
      Kedua, adanya tanggung jawab. Yang menyertai kebebasan adalah tanggung jawab. Setiap orang menerima tanggung jawab atas tindakannya. Ia melakukan sesuatu dengan efektif, terlepas dari  apakah dia diharapkan untuk berbuat demikian atau tidak. Dalam kaitan dengan realitas sosial, kehidupan sosial akan berjalan dengan teratur kalu ada tanggung jawab yang mengendalikan kebebasan.
      Ketiga, makna perbuatan moral ada pada kebebasan. Kebebasan merupakan dasar dari hukum moral. Immanuel Kant (1724-1804) menegaskan bahwa kehidupan moral tidak akn berarti apa-apa kalau tidak disertai dengan kebebasan. Penegasan kant ini menunjukkan bahwa orang baru akan masuk akal secara moral kalau ia tidak diwajibkan untuk melakukan sesuatu, melainkan ia memiliki kemungkinan untuk memilih antara melakukan atau tidak. Dengan kata lain, tindakan seseorang hanya bisa dinilai secara moral, kalau menolak dan menerima tindakan tersedia.
5.   Kesimpulan

          Dari uraian di atas jelas bahwa kebebasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hakikat manusia. Sebagai bagian eksistensi kebebasan memiliki arti yang sangat penting. Perkembangan dunia hanya bisa terjadi kalau ada ruang gerak. Dan ruang gerak itu adalh kebebasan. Apalagi di jaman seperti sekarang ini manusia di tuntut bergerak untuk mengikuti perkembangan jaman yang semakin tak terbendung lagi, kebebasan sangatlah penting terutama untuk manusia yang hidup di jaman globalisasi seperti ini., tanpa kebebasan, manusia akan selalu tertinggal dimasa lalu. Manusia di tuntut menunjukkan eksistensinya dengan memanfaatkan kebebasan dengan sebaik-baiknya dan semanfaat mungkin.
            Secara negatif dapat dikatakan, pribadi seseorang tidak dapat berkembang menuju kepenuhan diri kalau ia tidak punya tempat untuk mengungkapkan diri. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Karl Marx (1818-1883), manusia selalu ingin merealisasikan dirinya. Dan realisasi diri ini membutuh kan ruang lingkup pengakuan.
            Walupun kebebasan menjadi bagian eksistensi manusia, namun itu bukan berarti manusia boleh berbuat seenaknya, karna kebebasan manusia bukan tanpa batasan, karena kebebasan adalah “ kebebasan dalam situasi “, maka pertanggung jawaban menjadi bagian yang tak terpisahkan.

D.  KRITIK

            Menurut kami buku ini sangat bagus, buku ini menyajikan materi dengan bahasa yang jelas dan lebih mudah untuk di pahami dari pada buku-buku filsafat lain. Didalam buku Kasdin Sihotang ini juga menyajikan dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu dari sudut pandang pro dan kontra mengenai hakikat kebebasan sehingga dapat bersiafat obyektif.
            Kami telah mengubah sistematika penyuguhan materi di atas, karena ada satu poin yang menurut kami perlu di pertimbangkan. Yaitu sistematika penyuguhan materi. Di dalam buku ini khususnya bab kebebasan  si pengarang menyuguhkan pandangan dari dua sudut pandang mengenai hakikat kebebasan diawal pembahasan sedangkan pengertian kebebasan dan jenis-jenis kebebasan di tampilkan ssetelahnya. Menurut kami hal itu perlu diperhatiakn karena sistematika penyuguhan yang di berikan pengarang kepada si pembaca terlalu berkenaan dengan pandangan dua sudut pandang tentang hakikat kebebasan tersbut terlalu awal. Kalau menurut kami akn labih baik jika sistematika penyuguha materi tersebut dimulai dari yang paling ringan seperti menyuguhkan pengertian kebebasan di awal pembahsan yang dilan jutkan dengan jenis-jenis kebebasan.