Pages

Labels

Selasa, 06 November 2012

Intelegensi


INTELEGENSI

A.          PENDAHULUAN

Telah tertulis di materi sebelumnya bahwa Berpikir adalah suatu proses hasil dari aktifitas koqnitif dimana aktifitas tersebut biasanya di gunakan untuk mengevaluasi, mendiskripsikan, mereview dan menginterpretasikan informasi guna mencari penyelesaian atau memahami sebuah masalah. Cepat lambatnya proses tersebut sangat di pengaruhi dengan intelegensi manusia.
Intelegensi merupakan sebuah kemampun yang dimiliki manusia dimana antara manusia yang satu dengan  manusia yang lain berbeda baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Intelegensi itu sendiri dapat dinilai dari segi kualitasnya maupun dari segi kuantitasnya.
Intelegensi sering diartikan sebagai kemampuan untuk pemecahan masalah, kemampuan untuk belajar dan yang paling sering adalah kemampuan untuk berpikir abstrak. Intelegensi sering dikaitkan dengan kemampuan berfikir karena semakin tinggi tingkat integensinya maka semakin cepat pula proses dalam berpikir.
Seorang siswa sekolah akan lebih mempunyai kemungkinan untuk memahami mata pelajaran lebih cepat jika mereka mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi. Seblaiknya sisiwa yang mempunyai tinggakat intelegensi yang lebih rendah dia akan kesulitan dalam memahami mata pelajaran walaupun dalam tingkatan yang mudah sekalipun. Karena itu intelegensi sisiwa sangat mempengaruhi prestasi siswa dikelas.
Guru akan lebih bekerja keras dalam memeberika materi kepada siswanya yang mempunyai intelegensi yang rendah. Karena siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah akan lebih lambat dalam mengevaluasi, mengorganisasikan dan memahami stimulus atau informasi yang di terimanya. Berbeda dengan sisiwa yang mempunyai tingkat intelegensi lebih tinggi. Mereka akan lebih cepat dalam mengolah stimulus atau informasi yang telah diberikan oleh guru tersebut dan biasanya siswa yang mempunyai intelgensi tinggi biasanya di tandai dengan kuatnya daya ingat mereka. Mereka dapat mereview sebagian banyak materi yang telah disampaikan guru mereka di waktu lalu.
Seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi biasanya di pengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah dengan contoh bahwa sseoeang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi biasanya salah satu dari keluarganya ada salah satu yang mempunyai tingkat intelegensi. Itu artinya bahwa intelegensi dapat di pengaruhi oleh faktor keturanan, tidak hanya itu tetapi asupan makanan yang di berikan orang tua dari ia masih dalam kandungan juga merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh dalam tinggi rendahnya intelegensi seseorang.


B.           PENGERTIAN

Pengertian intelegensi ialah kemampuan yang di bawa seseorang sejak lahir ynag menentukan cepat lambatnya seseorang dalam mengolah stimulus atau informasi yang di terimanya. William Stern mengemukakan bahwa : intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. Inteljensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan ketuan. Maksutnya adalah bahwa intelegensi merupakan kemamampuan yang di bawa sejak lahir atau kemampuan bawaan dan intelegensi juga bersifat dinamis jadi intelegensi seseorang itu akan selalu berubah seiring dengan bertambahnya usia. Pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh terhadap intelegensi seseorang. Professor Waterink menyatakan bahwa menurut penyelidikannya belum dapat dibuktikan bahwa intelejensi dapat diperbaiki atau dilatih.belajar berfikir hanya diartikannya, bahwa banyaknya pengetahuan bertambah tapi tidak berarti bahwa kekuatan berfikir bertambah baik.

C.           JENIS-JENIS INTELEGENSI

Selain bahwa setiap individu memiliki intelegensi yang berbeda-beda, ternyata intelegensi pun memiliki berbagai jenis. Dalam hal ini terdapat teori yang paling mutakhir tentang jenis-jenis intelegensi, yaitu teori Multiple Intelligence ‘kecerdasan majemuk’ yang dikemukakan oleh Dr. Howard Gardner.
Sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, Dr. Howard Gardner menemukan sebuah teori tentang kecerdasan. Ia mengatakan bahwa manusia lebih rumit daripada apa yang dijelaskan dari tes IQ atau tes apapun itu. Ia juga mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki kecerdasan yang berbeda. Pada tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence, mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple Intelegence (Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda tersebut meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal dan (2) kecerdasan logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan dengan komponen kecerdasan lainnya yaitu (3) kecerdasan spasial-visual, (4) kecerdasan ritmik-musik, (5) kecerdasan kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal. Sekarang tujuh kecerdasan tersebut di atas sudah bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan yang lain, yaitu (8) kecerdasan naturalis.
1. Kecerdasan Linguistic-Verbal
Kecerdasan ini berupa kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.
b. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
c. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain.
d. Mampu menulis dan berbicara secara efektif.
e. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
f. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat.
g. Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
h. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.
Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya.
2. Kecerdasan Logiko-Matematik
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran.. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi mudah berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan belajar menemukan alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu juga kecerdasan ini dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya ingat.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.
b. Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.
c. Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
d. Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset.
e. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.
f. Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
g. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
3. Kecerdasan Spasial-Visual
Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti arah datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
· Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.
· Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.
· Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.
· Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.
· Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
· Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
· Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.
Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.


4. Kecerdasan Ritmik-Musik
Kecerdasan ritmik-musikal adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan nada di dalam benaknya, untuk mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Kecerdasan musikal merupakan suatu alat yang potensial karena harmoni dapat merasuk ke dalam jiwa seseorang melalui tempat-tempat yang tersembunyi di dalam jiwa (Plato). Musik dapat membantu seseorang mengingat suatu gerakan tertentu, perhatikan seseorang atau sekelompok orang yang sedang menari atau berolahraga senam ritmik mesti selalu disertai dengan alunan musik.
Banyak pakar berpendapat bahwa kecerdasan musik merupakan kecerdasan pertama yang harus dikembangkan dilihat dari sudut pandang biologi (saraf) kekuatan musik, suara dan irama dapat menggeser pikiran, member ilham, meningkatkan ketakwaan, meningkatkan kebanggan nasional dan mengungkapkan kasih saying untuk orang lain.
Kecerdasan musikal dapat member nilai positip bagi siswa karena: (a) meningkatkan daya kemampuan mengingat; (c) meningkatkan prestasi/kecerdasan; (c) meningkatkan kreativitas dan imajinasi.
Suatu studi yang dikutip oleh May Lim (2008) menunjukkan bahwa sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik selama delapan bulan mengalami peningkanan dalam IQ spatial sebesar 46% sementara kelompok kontrol yang tidak diperdengarkan musik hanya meningkat 6%.Mungkin sering kita melihat ada siswa atau orang yang lebih suka belajar bila ada musik yang diperdengarkan (Gaya belajar auditory). Pada orang ini informasi akan lebih mudah tersimpan di dalam memorinya , karena mereka mampu mengoasiasikan irama musik dengan informasi pengetahuan yang mereka baca meskipun kadang-kadang mereka tidak menyadarinya.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik.
b. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
c. Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
d. Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
e. Mampu menciptakan komposisi musik.
f. Senang improvisasi dan bermain dengan suara.
g. Menyukai dan mampu bernyanyi.
h. Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik.
i. Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.
Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.
5. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting antara pikiran dengan tubuh, yang memungkin tubuh untuk memanipulasi objek atau menciptakan gerakan. Secara biologi ketika lahir semua bayi dalam keadaan tidak berdaya, kemudian berangsur-angsur berkembang dengan menunjukkan berbagai pola gerakan, tengkurap, “berangkang”, berdiri, berjalan, dan kemudian berlari, bahkan pada usia remaja berkembang kemampuan berenang dan akrobatik.
Kecerdasan ini amat penting karena bermanfaat untuk (a) meningkatkan kemampuan psikomotorik, (b) meningkatkan kemampuan sosial dan sportivitas, (c) membangun rasa percaya diri dan harga diri dan sudah barang tentu (d) meningkatkan kesehatan.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
· Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani objek.
· Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
· Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan fisik.
· Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.
· Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
· Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau dilihat.
Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini berkait dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak. Orang dengan kecerdasan Interpersonal memiliki kemampuan sedemikian sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan disenangi oleh orang lain. Di dalam pergaulan mereka menunjukkan kehangatan, rasa persahabatan yang tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan orang lain, orang dengan kecerdasan ini juga berusaha baik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselihanan dengan orang lain.
Kecerdasan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak dapat hidup sendiri (No man is an Island). Orang yang memiliki jaringan sahabat yang luas tentu akan lebih mudah menjalani hidup ini. Seorang yang memiliki kecerdasan “bermasyarakat” akan (a) mudah menyesuaikan diri, (b) menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial, (b) berhasil dalam pekerjaan.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a) Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial.
b) Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
c) Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.
d) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
e) Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.
f) Mau melihat sudut pandang orang lain.
g) Menciptakan dan mempertahankan sinergi.
Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia / humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.
7. Kecerdasan Intrapersonal.
Oliver Wendell Holmes berpendapat: Apa yang didepan dan apa yang ada di belakang kita adalah hal yang kecil dibandingkan dengan apa yang ada di dalam diri kita. Inilah kira-kirapandangan yang dianut oleh orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal ini. Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dan bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.
Orang-orang dengan kecerdasan ini selalu berpikir dan membuat penilaian tentang diri mereka sendiri, tentang gagasan, dan impiannya. Mereka juga mampu mngendalikan emosis mereka untuk membimbing dan memperkaya dan memperluas wawasan kehidupan mereka sendiri.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a) Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan.
b) Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.
c) Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.
d) Mengembangkan konsep diri dengan baik.
e) Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.
f) Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.
g) Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.
Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya.
8. Kecerdasan Naturalis.
Kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan serta menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan naturalis ini adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.
Menurut Wilson dalam Anxs (2007), kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali berbagai jenis flora dan fauna serta kejadian alam, misalnya asal-usul binatang, pertumbuhan tanaman, terjadinya hujan, manfaat air bagi kehidupan, tata surya, dan kejadian alam lainnya. Kecerdasan naturalis ini berkaitan dengan wilayah otak bagian kiri, yakni bagian yang peka terhadap pengenalan bentuk atau pola kemampuan membedakan dan mengklasifikasikan sesuatu. Jika anak dengan mudah dapat menandai pola benda-benda alam, dan mengingat benda-benda alam yang ada di sekitarnya, maka anak dapat dikatakan memiliki kecerdasan naturalis tinggi.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan.
b. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
c. Mampu mengenali pola di antara spesies.
d. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.
e. Senang memelihara tanaman, hewan.
f. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu organisme.
g. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
h. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).
Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan sebagainya.
9. Kecerdasan Eksistensial (kecerdasan makna)
Anak belajar sesuatu dengan melihat ‘gambaran besar’, “Mengapa kita di sini?” “Untuk apa kita di sini?” “Bagaimana posisiku dalam keluarga, sekolah dan kawan-kawan?”. Kecerdasan ini selalu mencari koneksi-koneksi antar dunia dengan kebutuhan untuk belajar.

D.          FAKTOR-FAKTOR INTELEGENSI
Hingga sekarang sudah banyak beberapa kajian dalam hal intelegensi atau tingkat IQ seseorang. Menurut Kohstan, intelegensi dapat dikembangkan, namun hanya sebatas segi kualitasnya, yaitu pengembangan akan terjadi sampai pola pada batas kemampuan saja, terbatas pada segi peningkatan mutu intelegensi, dan cara cara berpikir secara metodis.
Intelegensi orang satu dengan
yang lain cenderng berbeda-beda. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Bawaan
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai
anak yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.

2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

3. Faktor Pembentukan
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.

4. Faktor Kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.

5. Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.
Daftar pustaka
Jaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara